Nasihat Imam Al-Ghazali Tentang Kebahagiaan | Seveny
NASIHAT IMAM AL-GHAZALI TENTANG MAKNA KEBAHAGIAAN
Dalam salah satu karya tokoh terkemuka Imam al-Ghazali, Mizanul Amal. Merup
akan salah satu kitab yang membahas secara komprehensif tentang kebahagiaan (lihat, kata pengantar al-Ghazali, 1989: 7).
🔖 Apa itu Bahagia?
Bahagia memiliki makna yang sama dengan perasaan bahagia, kesenangan dan ketenteraman hidup secara lahir dan batin. Dalam terminologi bahasa Arab, kata bahagia juga berarti sa’adah (شعادة), yang bermakna ‘Ketiadaan derita’ (خلاف الشقاوة). Lantas apa pendapat Kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali?. Check it out!
Imam al-Ghazali di berbagai kitabnya menggambarkan tentang makna kebahagiaan. Sedangkan dalam pandangannya menjelaskan bahwa bahagia atau kebahagiaan merujuk pada istilah sa’adah, yang berhubungan dengan dua dimensi eksistensi; dunia dan akhirat.
Hakikat makna kebahagiaan terletak pada kebahagiaan akhirat. Tahapan kebahagiaan ini, menurut al-Ghazali ialah nikmat yang tidak perlu untuk dipikirkan, akan tetapi cukup diyakini. Sebab meyakininya saja sudah menjadi kebahagiaan tersendiri atau nantinya akan melahirkan kebahagiaan.
Dalam al-Qur’an kata bahagia bisa dirujuk dari berbagai istilah, seperti; ‘pemberian taufik ke jalan yang mudah’ (QS. Al-A’la: 8), ‘tempat yang disenangi’ (QS. Al-Qamar: 55), ‘negeri akhirat’ (QS. Al-Qasas: 83), ‘darussalam’ (QS. Yunus: 25), ‘hasil yang baik’ (QS. Al-An’am: 135), dan masih banyak lagi tentang istilah dalam al-Qur’an yang menggambarkan tentang kebahagiaan.
Beberapa ayat al-Qur’an yang merujuk pada makna ‘bahagia’, seperti;
يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيْدٌ
“Dikala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia”. (QS. Al-Hud: 105)
وَأَمَّا ٱالَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي اٱلْجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَاٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۖ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
“Ada pun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu mengehendaki (yang lain);sebagai karunia yang tiada putus-putusnya”. (QS. Al-Hud: 108).
Dalam kitabnya Mizan al-A’mal imam al-Ghazali memberikan pendefinisian tentang makna kebahagiaan, di antaranya;
Kedua, kebahagiaan akhirat ialah suatu keabadian yang tidak dikurangi oleh keputusan masa dan batas waktu. Yakni akhirat itu sendiri.
Ketiga, kebahagiaan yang merupakan harapan dan tuntutan manusia, maka perlu mengenali teori dan mengaplikasikannya.
Keempat, kebahagiaan merupakan sampainya seseorang pada tahapan tersingkapnya ilham dari Allah dan terbebas dari kotoran-kotoran nafsu yang melekat dalam dirinya.
Kelima, kebahagiaan juga dimaknai dengan ketika sudah tersingkapnya seluruh hakikat yang ada pada Allah. Ini merupakan derajat kebahagiaan puncak yang telah dicapai oleh para nabi.
Keenam, kebahagiaan dan kesempurnaan nafsialah terukirnya jiwa dengan hakikat-hakikat al-Umur al-Ilahiyah dan telah bersatu dengannya seperti seolah-oleh jiwa (nafs) itu adalah Dia dan menjadi satu dengannya.
Ketujuh, kesempurnaan yang memungkinkan dicapai yaitu dapat bersama dengan malaikat dalam dimensi alam tertinggi (ufuq al-alam) dekat dengan Allah.
Kedelapan, sesungguhnya segala sesuatu yang dapat mengantarkan pada kebaikan dan kebahagiaan ia pula disebut sebagai kebahagiaan.
Wallahu 'alam
Demikian pendapat dari Imam Al-Ghazali tentang makna kebahagiaan, Setiap orang memang memiliki arti bahagia tersendiri dan pastinya berbeda - beda, Namun jangan sampai bahagia kita membuat lupa akan akhirat. Ma'a najaah fii kulli umuurinaa (Semoga sukses dalam apa yang kita lakukan)
Sumber info dari 📖 ( Imam al-Ghazali, Mizanul Amal, salah satu kitab yang membahas secara komprehensif tentang kebahagiaan (lihat, kata pengantar al-Ghazali, 1989: 7)Sumber gambar; Russy
0 Response to "Nasihat Imam Al-Ghazali Tentang Kebahagiaan | Seveny"
Post a Comment